Semangkuk bakmi panas

Selasa, 28 April 2009 0 komentar


Pada malam itu, Ana bertengkar dengan
ibunya. Karena sangat marah, Ana segera
meninggalkan rumah tanpa membawa apapun.
Saat berjalan di suatu jalan, ia baru
menyadari bahwa ia sama sekali tdk
membawa uang.

Saat menyusuri sebuah jalan, ia melewati
sebuah kedai bakmi dan ia mencium
harumnya aroma masakan. Ia ingin sekali
memesan
semangkuk bakmi, tetapi ia tdk mempunyai
uang.



Pemilik kedai melihat Ana berdiri cukup
lama di depan kedainya, lalu berkata
“Nona, apakah engkau ingin memesan
semangkuk bakmi?” ” Ya, tetapi, aku tdk
membawa uang” jawab Ana dengan malu-malu
“Tidak apa-apa, aku akan mentraktirmu”
jawab si pemilik kedai. “Silahkan duduk,
aku akan memasakkan bakmi untukmu”.

Tidak lama kemudian, pemilik kedai itu
mengantarkan semangkuk bakmi. Ana segera
makan beberapa suap, kemudian air
matanya mulai berlinang. “Ada apa nona?”
Tanya si pemilik kedai.
“tidak apa-apa” aku hanya terharu jawab
Ana sambil mengeringkan air matanya.

“Bahkan, seorang yang baru kukenal pun
memberi aku semangkuk bakmi !, tetapi,?
ibuku sendiri, setelah bertengkar
denganku, mengusirku dari rumah dan
mengatakan kepadaku agar jangan kembali
lagi ke rumah”
“Kau, seorang yang baru kukenal, tetapi
begitu peduli denganku dibandingkan
dengan ibu kandungku sendiri” katanya
kepada pemilik kedai.

Pemilik kedai itu setelah mendengar
perkataan Ana, menarik nafas panjang dan
berkata “Nona mengapa kau berpikir
seperti itu? Renungkanlah hal ini, aku
hanya memberimu semangkuk bakmi dan kau
begitu terharu. Ibumu telah memasak
bakmi dan nasi untukmu saat kau kecil
sampai saat ini, mengapa kau tidak
berterima kasih kepadanya? Dan kau malah
bertengkar dengannya”

Ana, terhenyak mendengar hal tsb.
“Mengapa aku tdk berpikir ttg hal tsb?
Utk semangkuk bakmi dr org yg baru
kukenal, aku begitu
berterima kasih, tetapi kepada ibuku yg
memasak untukku selama bertahun-tahun,
aku bahkan tidak memperlihatkan
kepedulianku kepadanya. Dan hanya karena
persoalan sepele, aku bertengkar dengannya.

Ana, segera menghabiskan bakminya, lalu
ia menguatkan dirinya untuk segera
pulang ke rumahnya. Saat berjalan ke
rumah, ia memikirkan kata-kata yg hrs
diucapkan kpd ibunya. Begitu sampai di
ambang pintu rumah, ia melihat ibunya
dengan wajah letih dan cemas. Ketika
bertemu dengan Ana, kalimat pertama yang
keluar dari mulutnya adalah “Ana kau
sudah pulang, cepat masuklah, Ibu
telah menyiapkan makan malam dan
makanlah dahulu sebelum kau tidur,
makanan akan menjadi dingin jika kau tdk
memakannya sekarang”. Pada saat itu Ana
tdk dapat menahan tangisnya dan ia
menangis dihadapan ibunya.

Sekali waktu, kita mungkin akan sangat
berterima kasih kpd org lain disekitar
kita untuk suatu pertolongan kecil yang
diberikan
kepada kita. Tetapi kpd org yang sangat
dekat dengan kita (keluarga) khususnya
orang tua kita, kita harus ingat bahwa
kita berterima kasih kepada mereka
seumur hidup Kita.

RENUNGAN:
BAGAIMANAPUN KITA TIDAK BOLEH MELUPAKAN
JASA ORANG TUA KITA.
SERINGKALI KITA MENGANGGAP PENGORBANAN
MEREKA MERUPAKAN SUATU PROSES
ALAMI YANG BIASA SAJA; TETAPI KASIH DAN
KEPEDULIAN ORANG TUA KITA ADALAH
HADIAH PALING BERHARGA YANG DIBERIKAN
KEPADA KITA SEJAK KITA LAHIR.
PIKIRKANLAH HAL ITU??
APAKAH KITA MAU MENGHARGAI PENGORBANAN
TANPA SYARAT DARI ORANG TUA KITA?

0 komentar:

Posting Komentar